Namun, tampaknya perdamaian masih jauh, bahkan semakin menjauh di ranah Palestina. Setelah hasil sementara yang menunjukkan bahwa Partai Kadima hanya menang satu kursi terhadap Partai Likud, saingan terbesarnya. Kadima pimpinan Tzipi Livni meraih 28 kursi, sementara Likud pimpinan Benjamin Netayanhu meraih 27 kursi. Partai Likud yang berasas kanan dan terkenal keras terhadap pembetukan negara Palestina lebih berpeluang menjalankan roda eksekutif. Hal ini dikarenakan Likud lebih mudah berkoalisi dengan Partai Yisrael Beiteinu dan Partai Buruh yang juga beraliran politik kanan. Sementara Livni harus berusaha keras menarik suara dari partai-partai kecil untuk mendukung Kadima yang beraliran tengah.
Jika skenario pemerintahan Likud-Yisrael Beiteinu terwujud, maka sikap Israel terharap Palestina dikhawatirkan akan lebih keras. Meski Avigdor Lieberman-pimpinan Yisrael Beiteinu-menyatakan bahwa partainya terbuka untuk berkoalisi dengan siapa pun, kecenderungan akan berpihak kepada Likud. Kemungkinan bahwa pemerintahan baru Israel menjadi lunak tinggal bergantung pada peran pemerintahan AS di tangan Obama yang menjanjikan perdamaian. Sekjen Liga Arab, Amr Mousa menyatakan bahwa para pemimpin Arab akan menunggu peran adil dan bersih pemerintah baru AS dalam menangani proses perdamaian di Timur Tengah.
Semoga perdamaian lekas terwujud.
No comments:
Post a Comment