Friday, February 27, 2009

Kingdom of Heaven

Kingdom of Heaven, wuh, dah liat dua kali tetep aja asyik. Film yang berdasarkan kisah penaklukan Jerusalem oleh tentara Muslim di bawah komando Saladin atau Salahudin Yusuf al Ayyubi. Perang yang berakhir dengan kemenangan Saladin atas tentara Perang Salib ini merupakan oase setelah gempuran terhadap umat Islam di Gaza serta kisruhnya Timur Tengah. Kita bisa sejenak melihat kepada kejayaan Islam di masa lalu. Jauh sebelum kerasnya nuansa politik anti-Islam dicetuskan di akhir zaman ini.
Kisah tentang seorang “anak” bangsawan, Balian putra Godfrey. Si anak haram yang kemudian dipercaya mempertahankan rakyat Jerusalem dari gempuran Saladin pasca hancurnya tentara perang salib. Bagaimana kebijaksanaan kedua belah pihak (Balian dan Saladin) kemudian menjadikan sebuah perang yang happy ending. Win-win solution memang hanya bisa dicapai setelah masing-masing pihak membuka diri untuk dialog.
Kita juga bisa melihat betapa bodohnya (maaf) orang Kristen Eropa waktu itu. Mereka mengobarkan perang dengan alasan “sudah kehendak Tuhan”. Meski banyak juga yang terang-terangan menentang perang (diketuai oleh Lord Tiberias), namun orang Kristen bermental sehat seperti ini tidak mampu melawan perintah raja Jerusalem yang baru. Seluruh tentara pun dikerahkan keluar kota. Dengan mudah, Saladin yang menguasai taktik perang gurun menghancurkan pasukan perang Salib yang moralnya ambruk karena kekurangan air.
Kebodohan berlanjut di dalam tembok saat Uskup mendesak Balian untuk kabur dan meninggalkan rakyat sebagai “korban atas kehendak Tuhan”. Namun, dengan kebijaksanaannya, Balian tetap menjunjung amanat yang dibebankan oleh raja Jerusalem terdahulu dan juga amanat ayahnya. “Lindungilah raja, jika raja sudah tidak ada, lindungilah rakyat.” Begitulah pesan Godfrey.
“Manakah yang lebih penting dari kota ini? Masjidnya? Temboknya? Atau makam?” pidato Balian untuk mempersatukan rakyat Jerusalem dengan melepas segala sentimen agama. Islam, Yahudi dan Kristen. Semuanya berjuang bersama untuk satu tujuan: bertahan hidup! Kemudian, untuk mengangkat moral penduduk, diangkatlah semua orang yang mampu berperang sebagai kesatria. Sungguh sikap seorang motivator yang dirindukan di negeri ini.
Maka, setelah peperangan sengit selama beberapa hari, perjanjian damai dari Saladin pun ditawarkan. Saladin mendapatkan Jerusalem dan Balian memenangkan kebebasan rakyatnya. “Orang-orang Kristen membantai setiap Arab di balik tembok itu setelah menguasai kota.” Kata Balian merujuk penaklukan Jerusalem oleh tentara perang Salib. “Aku bukanlah (seperti) mereka. Aku Salahudin, Salahudin.” jawab Saladin menegaskan kebijaksanaannya. Maka kemenangan bagi kedua belah pihak adalah akhir yang terbaik. Semua rakyat Jerusalem yang tidak mau hidup di bawah Saladin dikawal dengan aman ke dermaga untuk diseberangkan. Balian dan ratu Jerusalem, Sybilla kemudian hidup bahagia di desa Balian setelah Sybilla memutuskan untuk mundur sebagai ratu.
Sebuah toleransi dan kebijaksanaan ditunjukkan oleh Saladin dengan membuka pintu selebar-lebarnya bagi setiap umat untuk beribadah di Jerusalem. Di akhir film pun, secara simbolik Saladin mendirikan salib yang terjatuh dari meja. Kebijaksanaan Saladin yang begitu melegenda hendaknya diteladankan dalam film yang bersudut pandang Islam. Anda harus menontonnya!!!

No comments:

Ack d'Avenged

My photo
Wates, Kulon Progo, DIY, Indonesia
Academic people but love practical things! let's sharing knowledge guys! from Indonesia with rocks!!! follow me on twitter @lilikprasaja