Fenomena Barack Obama yang mencapai puncaknya saat pria berdarah Afro-Amerika ini dilantik menjadi Presiden ke-44 Amerika Serikat, Selasa (20/1). Sejarah baru Amerika Serikat, dan mungkin dunia, telah ditorehkan. Asa akan perubahan yang disemai Obama kini berbunga di seluruh dunia. Meski ada pula pihak yang meragukan kepemimpinan Obama akan membawa dampak positif yang signifikan terhadap kebijakan-kebijakan Amerika Serikat.
Tantangan berat menanti di hadapan pria kelahiran 47 tahun silam ini. Krisis finansial yang menerpa AS dan merembet ke seluruh dunia merupakan pekerjaan rumah pertama yang harus segera diselesaikan. Krisis peninggalan pemerintahan Presiden Bush ini telah menyeret dunia pada kelesuan ekonomi. Kebijakan dan strategi yang tepat dan dukungan tim ekonomi tangguh mutlak dibutuhkan Obama dalam tahun pertama pemerintahannya.
Bagaimana dengan dunia internasional? Situasi dunia yang memanas sejak invasi Israel ke jalur Gaza menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitas AS dalam mewujudkan perdamaian dunia. Belum lagi ketegangan dengan Rusia yang mulai memanas kembali setelah vakum pasca perang dingin. Sikap AS terhadap negara-negara Arab dan Islam di masa depan juga masuk daftar pekerjaan Sang Presiden. Banyak pihak yang meragukan kehadiran seorang Obama dapat merubah sikap AS terhadap dunia Internasional. Kepentingan strategis AS dipertaruhkan jika ingin merubah kebijakan.
Sikap Obama terhadap Israel yang disampaikan semasa kampanye tidak menyiratkan perubahan sikap AS terhadap sekutu terdekatnya itu. Namun, banyak pihak yang berpendapat bahwa ini hanya strategi kampanye saja. Minoritas Yahudi di AS merupakan populasi strategis untuk memenangkan kursi Presiden. Kerja nyata dibutuhkan untuk menjawab keraguan ini.
Bagaimanapun juga, perubahan yang disuarakan Obama mendapat apresiasi positif dari masyarakat Internasional. Semangat yang dibawanya telah menginspirasi dunia, bahwa perubahan itu ada. Masyarakat telah mempercayai dan menaruh asa padanya. Hal ini merupakan modal penting Obama dalam menjalankan roda pemerintahan.
Asa itu juga sampai ke negeri ini. Nostalgia tahun-tahun masa kecil Obama di Indonesia menjadi titik pengharapan bangsa ini terhadap perubahan. Hal ini tidaklah salah. Namun, hendaknya kita jangan terlalu berharap perubahan sikap AS terhadap Indonesia hanya dipengaruhi oleh romantisme pribadi. Partai Demokrat yang mengusung Obama merupakan tantangan bagi penyelenggaraan negara kita. Partai ini dikenal bersuara keras kepada negara dengan penegakan HAM lemah dan banyak pelanggaran terhadap kaidah-kaidah hukum yang berlaku.
Jika Indonesia ingin memanfaatkan momentum perubahan yang dibawa Obama, kita harus lebih aktif mencari celah. Indonesia merupakan salah satu negara yang diharapkan AS dapat membantu menyelesaikan krisis dunia. Diplomasi yang kuat dan aktif dibutuhkan untuk memperoleh keuntungan dari kebijakan AS. Jangan sampai celah ini dimanfaatkan oleh negara lain dan merugikan Indonesia.
Barack Hussein Obama telah membuka lembar sejarah baru. Namun, perubahan tidak hanya ada di pundak seorang Obama saja. Semua orang harus berperan dalam perubahan. Yes, Change, we can believe in!
No comments:
Post a Comment