Akhir2 ni, media massa lagi lucu2nya. Smua latah bahas isu mutakhir. Belum lagi heboh kasus Ryan mereda, publik dijejali pemberitaan mengenai rencana eksekusi mati Amrozy cs, Syekh Pujiono sampai kemenangan Obama di pemilu AS.
Smua berlomba2 menghadirkan berita terpanas, teraktual hingga kadang terlalu berlebihan. Kadang media, khususnya televisi, jor2an menayangkan isu2 menarik hingga melebihi kepantasan mereka sebagai pewarta publik. Celakanya, entek amek kurang golek, jika info yang didapat dirasa kurang panas, maka semuanya bisa jadi berita. Sampai hal2 yg sebenarnya bukan konsumsi publik didengungkan dengan tendensi kebebasan pers. Gila! Masa meliput, misalnya eksekusi amrozy cs, ampe ngubek2 keluarga, tetangga, dan smua hal yg g penting. Wuah! Pkke gokil dah!
Celakanya lagi, ini banyak mempengaruhi opini masyarakat tentang suatu isu. Bisa2, publik hanya dipingpong oleh media. Perlu adanya fungsi kontrol yg baik oleh pemerintah untuk mengendalikan media agar tetap dalam jalur yg benar. Ini bukan berarti pemerintah punya hak membungkam apalagi membredel media sebagaimana populer saat orde baru. Media kita sebagai penyuara demokrasi memang belum lama terbebas dari belenggu restriksitas pers. Namun, kita smua harus berusaha. Media yang dewasa menjalankan fungsinya sebaik mungkin akan mencetak masyarakat yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment